Pernah dengar pengadilan yang menghukum para penyihir wanita? Ada beberapa film yang mengangkat cerita penyihir Desa Salem (sekarang dikenal Danvers), diantaranya The Crucible dan Salem Witch Trials. Cerita pengadilan penyihir wanita Salem sebenarnya lebih mengekspos sejarah hitam Amerika, dimana pengadilan memberlakukan kesaksian ‘mimpi’ yang tentunya tidak bisa dibuktikan secara nyata.
Sejarah Eksekusi Penyihir Dan Pengguna Ilmu Sihir
Arthur Miller pernah membawa kisah drama Crucible tahun 1953, yang menggunakan pengadilan sebagai sebuah alegori paranoia McCarthyisme. Banyak hipotesis menjelaskan perilaku aneh yang terjadi di Salem pada tahun 1692. Salah satu studi paling konkret pernah diterbitkan pada tahun 1976 oleh psikolog Linnda Caporael, yang menyalahkan kebiasaan abnormal terdakwa pada jamur Ergot, jamur yang dapat ditemukan dalam gandum dan sereal lainnya.
Toksikologi jamur Ergot menjelaskan bahwa makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan kejang otot, muntah, delusi dan halusinasi. Jamur tumbuh subur di iklim hangat dan lembab, wilayah ini tidak berbeda dengan kawasan padang rumput dan rawa di Desa Salem di mana gandum merupakan makanan pokok selama musim semi dan musim panas.
Kolonial akhirnya mengakui persidangan merupakan kesalahan dan memberikan kompensasi pada keluarga mereka yang terhukum. Sejak itu, kisah persidangan pengguna ilmu sihir menjadi identik dengan paranoia dan ketidakadilan, dan terus memperdaya imajinasi orang banyak selama lebih dari 300 tahun kemudian.
Orang-orang pada waktu itu banyak belajar untuk memiliki keyakinan kuat sang Iblis, ilmu sihir yang bisa diberikan pada orang-orang tertentu. Mereka dikenal sebagai penyihir untuk menyakiti orang lain dengan imbalan kesetiaan.Ilmu sihir sempat populer di Eropa dari tahun 1300-an hingga akhir tahun 1600-an, puluhan ribu penyihir yang sebagian besar adalah kaum wanita menjadi korban eksekusi.
Tuduhan Praktek Ilmu Sihir
Pada tahun 1689 William dan Mary (penguasa di Inggris) memulai perang dengan Perancis di koloni-koloni Amerika. Peristiwa ini dikenal sebagai King William memerangi koloni yang menyerang wilayah bagian utara New York, Nova Scotia dan Quebec, dengan mengirim pengungsi ke daerah Essex, Desa Salem di Massachusetts Bay Colony.
Para pengungsi menciptakan ketegangan di Salem yang diperparah dengan persaingan yang ada antara keluarga yang memiliki hubungan dengan kekayaan pelabuhan Salem dan yang masih bergantung pada pertanian. Kontroversi juga dialami selama kekuasaan Pendeta Samuel Parris ketika menjadi menteri pertama Salem yang dinobatkan pada tahun 1689, dia tidak disukai karena kaku dan sifat serakah. Penduduk desa Puritan meyakini bahwa semua pertengkaran ini diakibatkan pekerjaan penyihir wanita terkutuk.
Pada bulan Januari tahun 1692, Parris seorang Putri Elizabeth berusia 9 tahun dan keponakan Abigail Williams berusia 11 tahun, mereka mengalami kejang. Mereka berteriak melemparkan sesuatu, mengucapkan suara aneh dan berlaku aneh, dan kemudian seorang dokter menyalahkan semua ini diakibatkan supranatural. Seorang gadis lain Ann Putnam berusia 11 tahun juga mengalami hal yang sama.
Pada tanggal 29 Februari di bawah tekanan Hakim Jonathan Corwin dan John Hathorne, gadis-gadis ini menyalahkan tiga wanita yang mengakibatkan mereka menderita. Diantaranya Tituba (budak Parris asal Karibia), Sarah Good (seorang pengemis tunawisma), dan Sarah Osborne (seorang wanita tua yang miskin).
Ketiga perempuan itu kemudian dibawa ke hadapan para hakim dan diinterogasi selama beberapa hari, dimulai pada tanggal 1 Maret 1692. Osborne mengaku tidak bersalah dan menurutnya yang dilakukan selama ini adalah hal yang baik. Tapi Tituba mengaku bahwa iblis datang kepadanya untuk menawarkan perjanjian ilmu sihir dan melayani. Iblis digambarkan dengan ilustrasi rumit seperti anjing hitam, kucing merah, burung kuning dan pria berkulit hitam, yang menginginkan dirinya untuk menandatangani buku perjanjian. Tituba mengakui bahwa dia menandatangani buku itu dan mengatakan ada beberapa penyihir wanita yang ingin menghancurkan kaum Puritan. Semua ini menyebabkan ketiga wanita dimasukkan ke dalam penjara.
Warga ketakutan, tuduhan pada aliran ilmu sihir berlangsung selama beberapa bulan. Tuduhan terhadap Martha Corey seorang anggota setia Gereja di Desa Salem sangat memprihatinkan masyarakat, jika dia bisa tertuduh sebagai penyihir wanita maka siapa pun bisa. Hakim bahkan mempertanyakan putri Sarah Good (Dorothy berusia 4 tahun) dan jawabannya ditafsirkan sebagai pengakuan.
Pemeriksaan tersebut menjadi lebih serius pada bulan April ketika Deputi Gubernur Thomas Danforth dan asistennya menghadiri sidang. Puluhan orang di Salem dan dari desa Massachusetts lainnya diminta untuk memberikan keterangan terkait praktek ilmu sihir.
Pengadilan Khusus Penyihir, Oyer Dan Terminer
Pada tanggal 27 Mei 1692, Gubernur William Phipps memerintahkan pembentukan Pengadilan Khusus Oyer(untuk mendengarkan pengakuan) dan Terminer (untuk memutuskan) diwilayah Suffolk, Essex dan Middlesex. Kasus pertama yang dibawa ke pengadilan khusus ini adalah Bridget Bishop, seorang wanita tua yang dikenal biasa menggosip dan sering melakukan pergaulan bebas.
Ketika ditanya apakah dia melakukan praktek ilmu sihir, Bishop menjawab tidak bersalah. Pembelaan ini tidak meyakinkan karena dirinya dinyatakan bersalah oleh para saksi, dan pada tanggal 10 Juni dia menjadi orang pertama yang digaung pada Gallows Hill.
Lima hari kemudian Menteri Cotton Mather menulis surat memohon pengadilan untuk tidak mengizinkan bukti spektral, kesaksian tentang mimpi dan penglihatan. Pengadilan mengabaikan permintaan ini dan lima orang dihukum serta digantung pada Juli, lima orang pada bulan Agustus, delapan orang pada bulan September. Tanggal 3 Oktober presiden Harvard mengutuk penggunaan bukti spektral, dia mengatakan bahwa "lebih baik sepuluh penyihir wanita yang dicurigai melarikan diri daripada satu orang yang tidak bersalah dihukum."
Gubernur Phipps menanggapi permohonan Mather yang istrinya sedang diinterogasi sebagai penyihir wanita. Phipps melarang penangkapan selanjutnya, membebaskan yang tertuduh melakukan praktek ilmu sihir dan membubarkan Pengadilan Oyer serta Terminer pada tanggal 29 Oktober. Phipps menggantinya dengan Peradilan Pengadilan Tinggi yang melarang bukti spektral dan hanya mengutuk 3 dari 56 terdakwa. Phipps akhirnya mengampuni semua orang yang berada di penjara atas tuduhan penggunaan ilmu sihir pada bulan Mei 1693.
Tapi dampak dari pengadilan yang telah berlangsung membuat 19 orang digantung di Gallows Hill, seorang pria berusia 71 tahun dihukum dengan penekan (ditimpa) batu berat hingga mati, beberapa orang meninggal di penjara dan hampir 200 orang secara keseluruhan telah dituduh mempraktekkan ilmu sihir.
Masa-masa itu melibatkan banyak orang dalam penjatuhan hukuman yang dianggap memberatkan. Hakim Samuel Sewall secara terbuka mengakui kesalahan dan rasa bersalah. Pada tanggal 14 Januari 1697, Pengadilan Umum memerintahkan hari libur dan Perenungan atas tragedi desa Salem. Pada tahun 1702 pengadilan menyatakan bahwa Pengadilan Oyer dan Terminer telah melanggar hukum.
Dan pada tahun 1711, koloni mengeluarkan rancangan UU untuk memulihkan hak dan nama baik mereka yang tertuduh dan memberikan restitusi sebesar £600 kepada ahli waris mereka. Menjelang tahun 1957, Massachusetts secara resmi meminta maaf atas peristiwa eksekusi penyihir dan pengguna ilmu sihir yang terjadi di tahun 1692.
Comments
Post a Comment